Sabtu, 12 September 2009

KEBANGKITAN NASIONAL; SAATNYA PEMUDA BANGKIT
Oleh: Titin Dwi S.

“Bangsa, salah satunya merupakan hasil penyulingan artefak budaya masa lalu untuk kepentingan masa kini” (Ben Anderson)

Hari Kebangkitan Nasional adalah masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme, serta kesadaran untuk memperjuangkan Indonesia yang sebelumnya tidak muncul selama penjajahan dengan perlawanan secara tradisional. Masa kebangkitan ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 mei 1908 dan ikrar sumpah pemuda 28 Oktober 1928. jika kita coba flashback ke sejarah , kaum muda selalu menjadi menjadi motor dalam setiap perubahan di negeri ini. Benedict Anderson mengatakan bahwa “Sejarah Indonesia adalah sejarah pemudanya”.

Pemuda adalah salah satu kekuatan yang menjadi garda terdepan dalam perubahan social, politik, ekonomi, dan budaya. Perubahan yang terjadi di beberapa belahan dunia tak lebas dari pemuda. Namun pemuda dulu dengan sekarang sangat berbeda. Diantara perbedaan pemuda dulu dengan sekarang yakni kaum muda dulu beranggapan bahwa ke-Indonesiaan belum selesei sehingga perlu ada sebuah konsep yang berupa ideologi yang harus diperjuangkan, misalnya saja bagaimana Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka dengan ideologi dan keyakinan masing-masing mencoba menawarkan sebuah konsep untuk kesejahteraan Indonesia. Sedangkan gerakan pemuda sekarang tampak berjalan semu tanpa arah yang jelas. Bahkan bisa dikatakan selalu mengekor dengan keadaan yang ada sebelumnya.

Generasi yang sekarang tidak menyadari, mereka alpa dan buta terhadap musuh bersama yang menyusup halus dan mengerogoti sendi-sendi berbangsa. Pemuda sekarang cenderung terombang-ambing dan lebih suka ikut arus tanpa pegangan teguh. Ideologi pemuda sekarang adalah pragnatisme dan hedonisme. Mereka juga beranggapan bahwa nasionalisme itu kuno. Banyak pemuda sekarang yang suka gembar-gembor tentang perubahan. Lalu bagaimana perubahan itu bisa dicapai apabila nasionalisme di anggap kuno? Bagaimana bisa membawa perubahan apabila mereka tidak mengerti sejarah? Dan bagaimana perjuangan pemuda bisa bangkit apabila mereka tidak bisa bangkit apabila mereka tidak mengerti arti peringatan hari kebangkitan nasional itu sendiri?

Hari kebangkitan nasional diperingati setiap tanggal 20 mei dimana pada tanggal itu berdirinya organisasi Budi Utomo yang merupakan tonggak kebangkitan nasional. Dari sinilah pergerakan pemuda yang mengusung berbagai pemikiran-pemikiran menuju perubahan dan perbaikan bangsa bermunculan. Organisasi ini pula yang mengawali gerakan pemuda Indonesia dalam sebuah organisasi modern. Sejarah pun mencatat begitu banyak kenangan berharga dan mengharukan yang terukir melalui pahit getirnya perjuangan bangsa sejak jauh sebelum 1908. Semua itu membangkitkan kebanggaan pada tentang apa yang akan diperbuat hari kebangkitan nasional. Awal kebangkitan nasional bukanlah terjadi dengan dengan sendirinya, tapi berawal dari rasa keprihatinan terhadap bangsa kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan yang disebabkan oleh politik colonial belanda. Generasi sekarang harusnya bisa belajar dari tokoh-tokoh pemuda pada zaman pra dan paska kemerdekaan. Jangan sampai sejarah menjadi sebuah sejarah. Hanya jadi sebuah bacaan pelengkap mata pelajaran semata. Tapi pemuda harus menggunakan sebagai cermin untuk melanjutkan pembangunan bangsa. Jangan sampai persoalan-persoalan negeri ini membuat semangat juang pemuda ikut luntur pula. Ditambah lagi dengan realita pemuda dewasa ini dimana seringkali terjadi tindak criminal dan tindak asusila. Tidak ada waktu lagi untuk pemuda bersantai-santai menunggu perubahan yang akan dilakukan oleh para pemimpin di negeri yang carut-marut ini. Sudah saatnya kita merubah ketergantungan dengan bangsa lain.

*******

Saatnya yang muda yang memimpin, bukan hanya urusan bagaimana suksesi kepemimpinan beralih ke generasi selanjutnya. Namun pemuda harus memiliki arah dan orientasi perjuangan, sehingga tidak gagap dan terseok-seok dalam menyeleseikan persoalan bangsa. Agar stigma sebagi “anak bau kencur” yang tidak mempunyai kesiapan untuk memimpin. Gerakan pemuda mesti merekrut besar-besaran untuk menghilangkan secara total stigma yang negative pemuda dengan cara apapun. Setelah itu pemuda harus melakukan pengkaderan yang tidak hanya menularkan semangat, tapi juga mampu merubah paradigma. Berdasarkan yang ditulis Thomas Khun dalam tesisnya bahwa perubahan social pasti diawali dengan perubahan paradigma. Dan seperti yang dikatakan Dr. Soetomo bahwa “Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menghasilkan pemimpin baru. Bila seorang pemimpin tidak menghasilkan pemimpin baru maka, pemimpin tersebut kandas dalam kepemimpinanya”.

Untuk itu, pemuda harus memikirkan persiapan yang matang, agar tidak dikatakan nafsu besar, tapi tenaga kurang. Ke-Indonesiaan belumlah selesei jika seluruh komponen tidak ikut andil dalam membenahinya.

Sekali lagi, Inilah saat yang tepat untuk pemuda benar-benar bangkit dari persoalan baik diri maupun kolektif. Kaum muda harus memikirkan apa yang akan terjadi, pemuda wajib menciptakan momentum kepemimpinan kaum muda. Karena sudah saatnya bangsa ini dipimpin orang-orang muda yang revolusioner. Sejarah bukan hanya milik masa lalu, namun sekarang harus mencipta sejarah. Bolehlah kita menulis sejarah dan mengukir sejarah tapi sejarah harus menulis dan mengukir kita. Seperti halnya Muhammad yang saw, Ali ra, bahkan soekarnonya Indonesia adalah orang-orang muda di negeri ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar