Sabtu, 12 September 2009

CERPEN; Sahabat yang terlupakan

Sahabat yang terlupakan
Oleh: fita fitriana*

Tak terasa waktu berjalan begitu cepatnya. Dulu anak yang begitu imut, kini menjadi seorang gadis yang sangat manis. Umurnya yang menunjukkan angka 20 tahun telah membuatnya menjadi seorang Mahasiswa disebuah universitas dikota tempat ia tinggal. Dikampus barunya itu banyak sekali teman baru yang ia dapatkan.“muncul sahabat baru, bukan berarti hilang sahabat lama”. Itulah yang ada dibenak Dina pada saat itu.
Walaupun berbeda universitas, namun Dina tetap bersahabat dekat dengan Riko, teman baiknya selama ia duduk dibangku SMA. Kemanapun, mereka selalu bersama. Seakan–akan tiada hari tanpa mereka berdua.
Hingga pada suatu ketika, ada seorang laki-laki yang sangat mengagumi Dina. Namanya Wahyu, satu semester dengannya. Ia mencoba mendekati Dina saat Dina duduk sendirian.
“Boleh aku duduk disini?” sapa Wahyu.
Dengan senyuman yang begitu manisnya, iapun mempersilahkan Wahyu duduk disampingnya. Basa-basipun muncul dari keduanya, layaknya orang sudah lama kenal. Disela-sela asyiknya ngobrol, tiba-tiba Wahyu memegang tangan Dina.
“din, sebenarnya sejak pertama kamu aku bertemu denganmu, aku sangat mengagumimu. Aku telah jatuh hati padamu, maukah kamu menerima cintaku?” kata Wahyu sambil menatap mata Dina.
Lagi-lagi dengan senyum manis itu ia mengatakan.
“sebelumnya aku minta maaf, aku belum begitu kenal denganmu, kamu pun belum begitu mengenal aku, setidaknya biarlah waktu yang lebih mengenalkan kita.” Jawab Dina sambil meninggalkan Wahyu yang masih duduk dikursinya.
Setelah sampai di rumah, Dina menelpon Riko untuk memastikan apakah dia jadi pergi ke Surabaya atau tidak, karena dua hari yang lalu Riko memberi tahu Dina kalau orang tuanya dipindah tugas ke Surabaya dan dia harus ikut.
Sebelum berangkat ke Surabaya, Riko mengajak Dina ke Cafe, tempat mereka dugem setiap malam minggu. Malam itu bertepatan dengan malam minggu. Dengan gemerlap dengan hiasan lampu sambil minum segelas kopi sebagai penghangat tubuh. Tawa dan canda terus menghiasi mereka sebagaimana hari-hari sebelumnya.
Waktu telah menunjukkan jam 11 malam, tiba saatnya Riko mengucapkan kata-kata perpisahan kepada Dina karena besok ia harus segera berangkat. Tangispun menghiasi perpisahan itu, dan akhirnya hanya ada ucapan “selamat tinggal.”
Setelah sebulan lamanya Dina ditinggal pergi Riko, entah apa yang menyebabkan Dina harus menerima cinta Wahyu. Selama menjalani hubungan dengan Wahyu, ia pun tak pernah merasa kesepian bahkan kekurangan apapun yang ia minta, selalu dipenuhi oleh Wahyu.
Setahun setelah kepergian Riko, Dina jarang memberi kabar. Inilah yang menyebabkan Riko nekat kembali untuk menemiu sahabatnya itu.
Akan tetapi setelah bertemu Dina, bukanlah kebahagiaan yang ia rasakan.
“Din, siapa dia?”. Tanya Riko
“Riko, kamu...kamu....kenapa disini?” tanya Dina dengan nada kaget.
“kenalkan, dia Wahyu teman kuliahku” lanjutnya.
“Ooo.... jadi selama ini kamu nggak pernah ngasih kabar ke aku, karna kamu sudah punya dia?. Aku telfon nggak pernah aktif, aku kirim surat tapi nggak pernah ada balasan.” Kata Riko menghentak.
“aku tahu, setelah kamu punya teman hidup lalu dengan mudahnya kamu melupakan sahabatmu ini?” lanjutnya dengan meneteskan air mata kerena kecewa.
Perselisihan pun terus berlanjut. Riko tidak bisa memberikan alasan-alasan yang diberikan Dina. Dengan hati yang begitu kesalnya, ia pergi meninggalkan Dina yang pada saat itu masih ditemani oleh Wahyu.
Dina pun sadar, ternyata selama ini dia telah melupakan sahabat baiknya itu. Dan kini, yang ada hanyalah penyesalan.
“maafkan aku Riko.....”desah Dina sambil terus menangis.

*Mahasiswi reguler semester 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar